9 Hal yang Harus Dipersiapkan Sebelum Melahirkan Secara Cesar

Semua ibu pastinya ingin melahirkan buah cintanya dengan lancar, sukses, sehat dan selamat. Saat bayi mungil yang montok, sehat sempurna dan uyelable hadir ke dunia, rasanya semua luka yang ada hilang sudah. Berganti dengan tangisan haru dan bahagia.



Meski calon ibu yang berharap bisa melahirkan secara normal, faktanya banyak hal unpredictable yang bisa saja terjadi pada momen kelahiran ini. Posisi bayi yang sungsang, melintang, ataupun komplikasi kehamilan lain misalnya pasenta previa, terkadang bisa menjadi alasan dokter harus melakukan tindakan bedah alias operasi cesar.

Saya termasuk ibu yang dikasih kesempatan melahirkan dengan cara cesar ini. Dua kali melahirkan, dua kali juga saya harus “dibelek” kayak ikan mas eh ikan duyung deng di atas meja operasi.

Jujur, pengalaman pertama melahirkan per-SC dulu bikin saya cukup trauma. Gimana enggak, udah gagah aja pengen melahirkan secara normal, udah jalan-jalan, jongkok-jongkok sampe syapek, eh ujung-ujungnya dioperasi jugak deh si kakak. Hehehe... Faktor kesiapan mental dan finansial yang jauh dari kata OK, membuat saya down dan hal ini mempengaruhi produksi ASI. Sayangnya waktu itu saya nggak dapet pendampingan yang cukup dari konselor laktasi, atau siapapun. Jadilah si kakak jadi “anak sapi” huaaa......pokoknya drama banget deh pas jadi ibu pertama kali waktu itu

Baca juga : Pertimbangkan Hal ini Sebelum Hamil


Persiapan Menjelang Operasi Cesar

Berangkat dari pengalaman si kakak dulu, pas ngelahirin anak kedua saya jadi lebih aware dan prepare jauh-jauh hari, bahkan sebelum memutuskan untuk hamil lagi. Saya sempet jalan-jalan, makan soto, es krim dan rileks-rileks-an di kamar perawatan semalam menjelang persalinan. So, pas ada di atas meja operasi saya udah nyantai, malah asyik ngobrol ama dokter dan tenaga medis yang ada di ruangan. Padahal aslinya nerfes juga sih, sampe beberapa kali dokter anastesinya ngecek tekanan darah hahaha. #simboksokkuat

Melahirkan normal atau ‘nggak normal’, buat saya dan suami dibawa selow aja, ngapain dipikirin. Mau orang bilang ini itu bla bla bla, bagi kami, yang penting anak sehat, maminya hepi, papinya mau bayarin (ini mah wajib hahaha), dan semua OK itu adalah berkat yang luar biasa. 

Nah agar proses persalinan per-SC Mommies enggak pake drama kayak saya dulu, sebaiknya persiapkan beberapa hal di bawah ini ya.


Kesehatan fisik dan mental Ibu
Mau melahirkan normal ataupun cesar, semua ibu hamil perlu untuk selalu menjaga kesehatan fisik dan mentalnya. Nah khusus untuk Mommies yang berencana melahirkan secara cesar, sebaiknya rileks, jangan kemrungsung. Hal ini bisa membuat tekanan darah kita naik loh. Jaga mood dan buatlah suasana hati senyaman mungkin agar enggak spaneng. Kalau perlu, suami dan anggota keluarga yang lain bisa membantunya melakukan beberapa hal di rumah.

Menjelang proses melahirkan, ibu akan diminta untuk berpuasa sekitar 6-8 jam. Nah sebaiknya ibu mempersiapkan diri mengonsumsi makanan yang cukup biar enggak kelaparan. Tapi, untuk kasus saya waktu melahirkan yang pertama, karena semuanya serba ngedadak, jadi saya nggak sempet puasa dan sama dokter “ditidurkan” biar enggak rewel hahaha.


Pilih dokter dan rumah sakit yang cocok
Ini penting banget untuk memberikan rasa nyaman bagi calon ibu, apalagi kalau dokter yang mengoperasi adalah dokter yang sudah biasa memeriksa sejak awal. Soalnya akan lebih tahu riwayat kehamilan.

Tentukan juga rumah sakit mana yang akan dituju. Hal ini biasanya terkait dengan jadwal praktik dokter dan juga biaya yang dibutuhkan. FYI, setiap rumah sakit memiliki tarif yang berbeda untuk tindakan bedah SC ini. Biasanya untuk persalinan kedua, tarifnya lebih mahal ya. Jadi please prepare. Oya untuk Mommies yang ada di sekitaran Jogja, saya sudah bikin daftar beberapa rumah sakit lengkap dengan perkiraan melahirkan di sana. Monggo mampir ya.




Tentukan tanggal
Enaknya melahirkan secara cesar itu antara lain kita bisa milih tanggal yang diinginkan. Dengan catatan, harus menyesuaikan dengan perkiraan dan arahan dari dokter ya. Biasanya, operasi SC ini akan dilakukan di usia kandungan sekitar minggu ke 35-36. Tujuannya adalah agar ibu tidak merasakan kontraksi duluan yang artinya dokter punya cukup waktu untuk melakukan tindakan bedah. Tapi ingat ya Moms, hal ini enggak berlaku untuk kasus melahirkan cesar yang enggak direncanakan alias persalinan dengan penyulit seperti kasus anak pertama saya. Dia lahir setelah saya mengalami flek 4 hari dan ternyata pas lahir kalungan usus alias terlilit tali pusat di leher dan lengan kanannya.


Persiapkan dana yang dibutuhkan
Biaya melahirkan secara cesar memang relatif lebih mahal ketimbang melahirkan normal. Karena itu, sebaiknya persiapkan sejak dini ya. Jika ingin memakai fasilitas BPJS atau asuransi lainnya, jangan lupa untuk mengurus berkas-berkas yang diperlukan. Udah gitu, segera urus juga BPJS atau asuransi untuk si kecil. Sewaktu-waktu diperlukan, kita enggak gedubrakan lagi urus ini dan itu.


Persiapkan perlengkapan ibu
Selain pakaian yang longgar dan nyaman dipakai, sebaiknya Mommies juga menyiapkan beberapa baju ganti yang menyerap keringat, maturity diapers dan peralatan mandi. Ibu yang melahirkan secara SC biasanya butuh waktu lebih lama untuk tinggal di RS ya, jadi bawa pakaian ganti yang cukup untuk 4 atau 5 hari. Selain itu, nggak ada salahnya memasukkan perlengkapan dandan, bedak atau lipstik biar tetap segar. Jadi ibu tetap cantik dan hepi meski habis melahirkan ya.


Perlengkapan menyusui
Kebanyakan rumah sakit saat ini mengizinkan bayi untuk tidur sekamar dengan ibunya. Hal ini memudahkan saat kita mau menyusui. So, sediakan baju yang mudah dibuka bagian depan, bantal menyusui ataupun pad untuk menutup puting. Oya jika diperlukan, boleh juga memasukkan obat anti lecet untuk puting ya.

Baca juga yang ini ya : Masa-masa Berat Saat Menyusui

Beberapa ibu mungkin harus lebih sabar menunggu untuk bisa segera room in sama dedek bayi. Untuk kasus seperti ini, breast pump dan botol kaca akan diperlukan untuk menampung ASI.


Siapkan juga perlengkapan untuk bayi
Meski di RS biasanya disediakan baju untuk bayi, nggak ada salahnya kalau kita menyiapkan baju dari rumah untuk si kecil. Termasuk juga new born diapers, topi, sarung tangan dan kaki, kain bedong, selimut dan lain-lain. Bedak bayi dan teman-temannya juga boleh dimasukkan dalam tas khusus bayi. Jadi nanti pas pulang, dedek bayinya udah cakep pakai baju sendiri ya.


Rencanakan siapa yang akan membantu di rumah
Proses melahirkan akan sangat menguras tenaga, karena itu sebaiknya kita sudah merencanakan siapa yang akan diandalkan untuk membantu mengurus rumah tangga selagi kita recovery. Melahirkan secara SC artinya ibu harus puasa dulu dari aktivitas-aktivitas berat seperti angkat junjung, naik turun tangga, dan lain-lain. Kita bisa minta tolong pada orang tua atau mertua, kakak, adek atau ART untuk menghandle kerjaan rumah. Apalagi kalau ada anak lain yang juga harus dilayani, kehadiran "penolong" seperti mereka akan sangat berarti.



Kesiapan mental ayah
Nggak cuma ibu yang harus siap mental menghadapi persalinan cesar ya Moms. Ayah juga hendaknya turut serta mendukung dengan semangat. Kehadiran ayah di samping ibu yang masih lelah pasca melahirkan, tentunya menjadi suntikan dukungan dan semangat luar. ayah juga perlu belajar mengurus si kecil, mengganti popok atau membantu mengangkat bayi saat hendak menyusu. Meski lelah bekerja, ayah sebaiknya siap mental untuk ikut terjaga kala si kecil rewel atau terbangun di tengah malam. Hindari sikap egois ya Dads. Kan punya anak mah keputusan bersama ya. Jadi tanggung jawabnya juga dipikul sama-sama. Moms lelah, Daddies juga capai. So, jangan sampai salah-salahan dan berujung pada pertengkaran. Pasca melahirkan, kondisi ibu bisa saja labil, karena itu butuh perhatian lebih biar nggak berujung pada baby blues syndrome apalagi post partum syndrome.


Mengingat perjuangan yang harus dilewati selama proses cesar ini, kesimpulannya adalah persiapkan segala sesuatunya dengan baik. Jangan pernah mengabaikan sekecil apapun hal-hal yang berkaitan dengan ibu dan bayi ini. Melahirkan itu ibarat meniti helaian rambut. Apapun bisa terjadi saat momen melahirkan terjadi. Yang penting kita berpikir positif, berdoa dan mempersiapkan yang terbaik menyambut kehadiran si kecil.



Semangat ya Bumil!







Posting Komentar

7 Komentar

  1. Saya melahirkan cesar yang kedua tanpa rencana Mbak. Sampai rumah sakit baru di kasih tahu kalau harus cesar. Awalnya sudah dikasih tahu sih kalau posisi bayi letak lintang. Sudah dibuat sujud. Ternyata sampai hari H ternyata posisinya belum bisa balik, akhirnya di cesar.

    BalasHapus
  2. Aku pun dulu SC mbok, karena babynya nggak turun2 sudah 39wk. Sebetulnya msh bisa ditunggu ya, cuma ibu mertuaku kwatir kasian aku, babynya nti makin besar sementara panggulku kecil. Bener benget soal kesiapan mental.

    BalasHapus
  3. Ternyata persiapan untuk melahirkan secara Caesar jauh lebih banyak ya, mbak. Nggak cuma finansial, mental juga yang paling penting.
    Alhamdulillah, saya dua kali melahirkan normal. Hemat hihihi
    Baca artikel ini kok ya jadi pingin punya baby lagi...

    BalasHapus
  4. Ini bisa jadi bekal kelak saat yuni menikah dan hamil. Terima kasih kak Bety.

    Hehehe

    BalasHapus
  5. Setuju banget mb, para ayah, wajib siapkan mental juga, ntah knapa kalau istri kalau lagi hamil sama baru melahirkan itu perasaannya Gampang sensitif, jadi kehadiran suami sangat mendukung banget

    BalasHapus
  6. Huaaah, noted yah simbok ilmunua tentang persiapan caesar. Tapi mudah-mudahan setelah diberikan anak nanti, inginnya sih normal dulu. Doain dulu ya simbok agar secepatnya diberikan amanah dalam perut aamiin

    BalasHapus
  7. Wah, pas banget ini..pengalamannya sama dengan saya. Dua kali operasi sesar, dengan kasus yang berbeda setiap anak. Betul banget, pilih dokter yang cocok dengan kita agar lebih tenang.

    BalasHapus

Hi there!

Thank you for stopping by and read my stories.
Please share your thoughts and let's stay connected!