Beberapa waktu yang lalu, saya sempat dibikin pusing tujuh keliling. Pasalnya, Kevin kena batuk yang (duuuh...) super duper bandel. Sampai hampir 2 minggu lebih nggak sembuh-sembuh, bahkan setelah 2 kali konsultasi online sama dokter di situs kesehatan yang mayan femes. Bahkan, sampai diresepin antibiotik pun nggak mempan.
Berbeda dari batuk yang biasanya diderita Kevin, kali ini bener-bener nggak bisa ketahan. Hampir setiap menit dia bisa 2-3 kali batuk sampai keluar air mata. Huhuhu.. syedihnyaaaa .. Udah gitu, dia juga jadi males makan, susah tidur, dan BB-nya turun hampir sekilo. Padahal buat naikin seons aja tuh udah PR banget!
Berhubung lagi ada UTS, Kevin terpaksa tetap masuk dengan perintah jelas: NGGAK BOLEH LEPAS MASKER SAMA SEKALI. Kalau mau minum, diusahakan menyingkir dulu dan segera pakai hand sanitizer setelahnya. Puji Tuhan sih, temen-temennya nggak ada yang ketularan, termasuk saya yang tiap hari diuwel-uwel sama dia.
Selepas UTS, saya pun langsung bawa dia ke RS buat ketemu sama DSA aja. Udah nggak sabar kalau sama dokter online, meskipun dokternya ya dia-dia juga sih. Tapi tetep aja, efek psikologisnya kan beda, yak?
Long story short, DSAnya bilang ini bukan batuk biasa, tapi batuk alergi, which is emang nggak nular. No wonder kenapa orang rumah nggak ada yang kena batuk juga, pedahal ni anak udah ke mana-mana keliling rumah. Pas dicek paru-parunya dokternya bilang cukup banyak lendir, jadi disarankan dinebu biar lebih lega.
Berhubung belum pernah dinebu, saya cukup deg-degan juga. Meski pernah punya pengalaman sama kakaknya dulu juga pernah sekali dinebu, tapi tetep aja cukup nervous. Singkat cerita, si bontot pun dibawa ke ruang khusus untuk dilakukan tindakan nebu alias diuap. Nggak pakai lama, sekitar 15 menitan gitu, proses ini pun selesai dan Kevin kembali diperiksa dokter. Untuk efek langsungnya sih ternyata nggak terlalu signifikan. Tapi menurut dokter, pas dicek lagi paru-parunya udah cukup bersih. Kami pun dipesan jika dalam 3 hari masih batuk harus balik lagi.
Baca juga tips menangani kondisi darurat pada anak ya Moms!
Pesan lain adalah, bersihkan rumah dari debu-debu. Diagnosis utama adalah alergi debu yang jadi biang kerok batuknya si bontot. Bisa jadi karena di Jogja kebetulan memang lagi berangin kencang, panas, dan banyak debu. Mungkin aja itu emang pemicu timbulnya reaksi alergi pada dirinya. Wokei, PR selanjutnya adalah bebersih kamar, ganti sprei, sarung bantal dan guling, sedot debu di sofa, dll.
Puji syukur, setelah dinebu dan ngabisin obat dari dokter, kondisi Kevin mulai membaik. Kami pun nggak harus balik lagi ketemu DSA. Mulai saat itu, saya jadi harus lebih rajin bebersih rumah dari debu biar alerginya nggak muncul lagi.
Well, pengalaman punya anak yang kena alergi debu ini baru pertama kali saya alamin. Kakaknya dulu alergi dingin, dan gejala yang ditunjukkan bukan batuk tapi bersin-bersin terutama di pagi hari. So, karena ini pengalaman pertama, saya jadi kepo dan nyari banyak info soal batuk alergi ini. Nah, mana tahu ada mommies yang juga lagi nyari info soal yang satu ini, kuy kita bahas bersama ya!
Apa itu batuk alergi?
Batuk alergi adalah kondisi di mana anak mengalami batuk yang berlebihan akibat reaksi tubuh terhadap zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Batuk alergi pada anak dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti alergi debu, alergi makanan, dan alergi lingkungan.
See, dari penjelasan ini, fix yah penjelasan dan diagnosis DSA nya Kevin kemarin bener. Batuk alergi biasanya bertahan lama jika alergen/pencetus batuknya masih ada. Dalam kasus Kevin, kemungkinan besar adalah debu. That's why saya harus lebih rajin menghalau debu di area rumah.
Jika tidak ditangani dengan baik, batuk alergi dapat mengganggu aktivitas sehari-hari anak dan memengaruhi kesehatan mereka. Nah, untuk memastikan apakah anak kita kena batuk alergi atau batuk biasa, saya sarankan untuk dateng sama DSA aja biar yakin. Jika dibutuhkan penanganan cepat, dokter juga bisa segera melakukannya.
Bagaimana menangani batuk alergi pada anak?
Penanganan batuk alergi pada anak-anak sedikit berbeda daripada batuk biasa ya Mom. Berikut adalah beberapa tips untuk menangani batuk alergi pada anak.
Identifikasi penyebab alergi
Untuk menangani batuk alergi pada anak, penting untuk mengetahui penyebab alergi. Hal ini dapat dilakukan dengan berkonsultasi dengan dokter atau ahli alergi. Jika diketahui penyebab alergi, maka orang tua dapat menghindari faktor pencetus yang memicu batuk alergi pada anak.
Konsumsi makanan sehat
Mengonsumsi makanan sehat dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak, sehingga dapat membantu mencegah batuk alergi. Makanan yang dianjurkan adalah makanan yang mengandung vitamin C, seperti buah jeruk, kiwi, dan stroberi, serta makanan yang mengandung omega-3 seperti ikan salmon dan biji-bijian.
Gunakan obat-obatan
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan untuk membantu mengatasi batuk alergi pada anak. Obat-obatan yang diberikan dapat berupa antihistamin atau obat pereda batuk. Namun, sebelum memberikan obat kepada anak, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Dalam kasus Kevin kemarin, dokter meresepkan obat batuk yang mengandung salbutamol dan guaifenisin, serta obat pilek yang mengandung antihistamin. Selain itu, Kevin juga diresepkan vitamin D dan disarankan berjemur setiap pagi.
Hindari lingkungan yang dapat memicu alergi
Menghindari lingkungan yang dapat memicu alergi dapat membantu mencegah terjadinya batuk alergi pada anak. Jika anak memiliki alergi debu, pastikan untuk membersihkan rumah secara rutin dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Jika anak memiliki alergi makanan, pastikan untuk menghindari makanan yang dapat memicu alergi tersebut.
Berikan minum yang cukup
Memberikan minum yang cukup dapat membantu menjaga tubuh anak tetap terhidrasi dan mengurangi gejala batuk alergi. Minuman yang disarankan adalah air putih, jus buah, dan teh herbal.
Kesimpulan
Batuk alergi pada anak dapat mengganggu kesehatan dan aktivitas sehari-hari anak. Namun, dengan mengidentifikasi penyebab alergi, mengonsumsi makanan sehat, menggunakan obat-obatan, menghindari lingkungan yang dapat memicu alergi, dan memberikan minum yang cukup, kita dapat membantu menangani batuk alergi pada anak dengan lebih efektif. Selain itu, segeralah berkonsultasi dengan dokter atau ahli alergi jika batuk alergi pada anak terus berlanjut atau semakin parah.
Semoga tulisan ini membantu ya Moms, sehat selalu buat kesayangan-kesayangan di rumah!
0 Komentar
Hi there!
Thank you for stopping by and read my stories.
Please share your thoughts and let's stay connected!