Tetap Waras, Sehat dan Produktif? Bisa Banget, dengan Jadwal Harian yang Tepat

Mengatur waktu buat IRT yang bekerja sepenuh waktu kayak saya ini sejatinya nggak mudah. Lha piye? Dua puluh empat jam harus stand by dan ready untuk mengerjakan apapun yang diperlukan para bos di rumah memaksa saya selalu ON setiap detik. Kadang, saking hecticnya, jadi suka lupa sama diri sendiri.  Bukan enggak sayang sama awake dewe ya.. tapi rek kumaha deui atuhlah. Rasanya semua ibu bakalan kompak bilang kalau anak dan suami selalu jadi top priority. Yang kedua baru kerjaan (kalau ngantor) dan yang ketiga adalah diri sendiri.

Meski begitu, saya juga selalu menyediakan waktu kok untuk me time. Sekedar selonjoran, nonton drakor atau baca buku kesukaan -yang kebanyakan novel roman atau parenting- gitu. Kesibukan harian yang padat nyatanya nggak bikin saya nyerah sama mantan trus berdiam diri setelah urusan domestik dan sekolah anak-anak selesai.

management waktu untuk ibu rumah tangga


Mungkin emang "kutukan" emak-emak itu benar adanya ya hahaha. Cantik-cantik gini saya juga aktif sebagai blogger dan penulis buku loh. Selain blog smartmomhappymom ini, saya juga mengawal blog lain yakni betykristianto.com. Di sana saya menuliskan banyak hal random tapi kebanyakan sih masih seputaran dunia parenting, motherhood, traveling and so on. Kuy, mampir ya Moms.

Saya bersyukur banget dikasih energi dan kemampuan untuk tetap aktif memakai otak saya untuk melakukan banyak hal, termasuk menulis. Dulu, jadi penulis hanya bisa saya impikan doang. Kesibukan jadi working mom dan ngurus anak sungguh menyita waktu. Karena itu, begitu dapet kesempatan dan peluang jadi penulis saya langsung antusias banget. Berbekal nekat dan sedikit kemampuan nulis, tahun 2016 saya mengawali karir jadi penulis. Sementara itu, ngeblog yang sudah sejak 2012 saya lakukan juga jadi ladang aktivitas positif lain di akhir 2017 dengan mengubah blog gratisan jadi TLD (Top Level Doman) alias blog berbayar.

Pentingnya Punya Jadwal Harian


Soal nulis dan ide okelah, nggak terlalu masalah buat saya. Yang jadi problem kemudian adalah gimana ngatur waktu dan tenaga untuk tetap melakukan semuanya itu, sementara tugas utama sebagai ibu dan istri nggak boleh saya lalaikan. Selain sempet ngalamin ups and down menjalani semuanya, saya juga harus beberapa kali melakukan trial and error mengatur jadwal harian. Nggak mau dong karier dan keluarga berantakan?

Yes! Kodrat jadi perempuan emang kudu multitasking. Tapi saya juga nggak mau trus jadi stres sendiri gegara semua target harus tercapai. Hayati kan bisa lelah juga, to, Marimar? 😁😁
Makanya di sinilah saya rasa pentingnya punya jadwal harian buat mak emak super seterong kayak kita.

KITA? Iya kita semua yang lagi baca tulisan ini!

Meski begitu, sebagai seorang sanguinis koleris yang kadang suka pusing dengan aturan ini itu, saya mencoba sebisa mungkin untuk menata aktivitas dan menyesuaikannya dengan waktu yang cuma 24 jam itu.


management waktu untuk ibu rumah tangga

Lalu Gimana Cara Saya Menyiasati Waktu di tengah Kesibukan Seabreg?

Pertama, sudah pasti tentukan skala prioritas
Setiap orang  punya skala prioritasnya masing-masing.Kalau saya, tentu saja prioritas utama adalah ngurus anak-anak, urusan domestik, baru kemudian me time (dalam bentuk apapun, termasuk menulis). 

Kedua, membuat time line
Setelah skala prioritas terpampang nyata, saatnya membuat time line alias memetakan range waktu dari pagi sampai pagi lagi sesuai kebutuhan tadi. 

Ketiga, membagi jadwal sesuai skala prioritas. Hal ini nggak berarti kita harus bikin jadwal yang saklek ya. Fleksibel aja, yang penting terarah dan terukur. 


Keempat, say no to perfectionism! Punya idealisme itu bagus dan perlu. Tapi -buat saya- enggak ada satu hal pun di dunia ini yang perfecto. Mengejar kesempurnaan hanya bikin saya uring-uringan dan stres. Jadi ibu itu nggak gampang, Man! Apalagi kalau kayak saya yang enggak punya ART dan harus ngerjain semuanya sendirian. So, jangan takut merombak jadwal kalau memang enggak bisa dilakukan. Just be flexible and don't be afraid to reschedule semua yang sudah kita buat. 

Biasanya, saya memulai hari dengan berkutat di dapur, kemudian menyiapkan keperluan sekolah anak-anak dan mengantarkan mereka sampai ke sekolah. Setelah itu baru menyediakan waktu me time sampai mereka selesai sekolah. Me time ini enggak neko-neko sih. Kalau beberapa teman memilih waktu ini untuk berolah raga, ke pasar, mengerjakan pekerjaan rumah, atau ngantor, saya milih untuk menyeruput kopi atau teh hangat, menikmati sarapan yang saya buat sendiri dari rumah, dan kemudian mulai nulis. 

Nulis? Ya. 
Di mana?
Di mana aja!
management waktu untuk ibu rumah tangga


Kadang saya ngetik di mobil, selonjoran di teras gereja deket sekolahnya Kevin, atau kadang juga duduk manis di joglo sambil ndengerin musik dari hape. 

Emang bisa konsentrasi? 
Bisalah, yang penting ada NIAT.
Hahaha...

Awalnya emang sulit, tapi alah bisa karena biasa, bukan?
And that's how I survive ...

Buktinya, saya bisa menyelesaikan karya antologi fiksi bareng beberapa penulis femes (meski at the end bukunya belum bisa dicetak karena beberapa kendala, hiks). Di lain waktu saya bahkan bisa menyelesaikan naskah buku sebanyak 110 halaman loh. Masih belum cukup? Saya memenangi beberapa lomba blog yang tulisannya saya kerjakan sambil direcokin temen yang -selalu- ngajak ngobrol meski tahu saya lagi nulis wakakakakkkk.....

Oya, salah satu artikel yang menang lomba, beberapa foto yang saya sertakan juga saya ambil dengan latar belakang halaman sekolahnya Kevin. See, ternyata kita tuh emang bisa melakukan banyak hal yang enggak kepikiran loh. Manusia memang makhluk paling kece, paling pandai dan mampu beradaptasi dengan lingkungannya dengan sangat baik. Karena itu, saya bersyukur diciptakan jadi manusia .. cantik lagi. 😍😍

Jadwal menulis ini sebenernya sudah formula kesekian kali yang saya adaptasikan dengan beragam kesibukan dan bongkar pasang prioritas lainnya. Dulu pas Kevin masih bayik, saya suka nulis tengah malem. Menjelang subuh saya tidur dan kembali terjaga sekitar jam setengah 6. Lalu menyiapkan keperluan sekolah si Mbarep dan Papinya yang mau berangkat kerja. Kantuk yang mendera akan saya puaskan sambil bobo ciang ama si bayik. 

Seiring bertambah besarnya anak kicik.jadwal saya berubah lagi. Saya ambil waktu menulis saat Kevin tidur siang, karena kalau dia nggak tidur saya nggak bisa ninggalin dia barang sekejap. Waktu malam, saya udah nggak kuat lagi buat melek dan begadang. 

Sekarang, saya bisa nulis sambil nungguin dia sekolah. Selepas semua tugas ngurus anak-anak selesai, saya baru akan mengerjakan urusan domestik sampai waktu tidur sorenya Kevin datang. Selebihnya, saya kembali mengurus semua keperluan domestik, dan menemaninya belajar kalau diperlukan. 

Nahh... seperti itu pembagian jadwal harian saya ya Moms... semoga bisa menjadi inspirasi buat kalian yang lagi galau menentukan gimana caranya bisa ngerjain banyak hal dan tetep bisa menyenangkan diri sendiri. Oya ini kan bentar lagi puasa ya? Jangan lupa untuk mulai mengajak anak belajar berpuasa. Nggak mudah loh, tapi juga nggak susah. Wahahaha... bertambah lagi deh kerjaan rumah kita.

Tapii... terlepas dari perbedaan prioritas, hobi, dan tanggung jawab rumah tangga yang ada, saya cuma mau bilang TETAPLAH MENCINTAI DIRIMU SENDIRI. 

Karena anak-anak dan keluarga kita nggak butuh IBU YANG SEMPURNA. Mereka butuh IBU YANG BAHAGIA ... Karena ibu yang bahagia memantulkan cahaya surga. Cahaya yang akan menjadi penjuru dan jangkar yang teguh bagi mereka untuk merasa aman dan tenang di dalam rumahnya. 

Bukankah sejatinya kebahagiaan itulah yang kita perjuangkan?


Stay pretty, stay happy 







Posting Komentar

10 Komentar

  1. Nah menjaga kewarasan itu yang butuh komitmen ya mbak

    BalasHapus
  2. Setuju banget Mbak dengan tulisannya. Saya pun mencoba membagi waktu dengan santai, kalau sudah terbiasa maka akan mudah menjalankannya. Cuma yang masih susah memang mengkhususkan waktu buat nulis, adaa aja gangguannya hiks. Sebulan bisa nulis 5 artikel dah perjuangan bagi saya haha. Tapi alhamdulillah masih bisa menulis ditengah jadwal yang rutin setiap hari. Intinya memang harus konsisten ya Mbak.

    BalasHapus
  3. setujuhh, anak-anak enggak butuh ibu yang sempurna tapi yang bahagia. Ku juga sama, Mbak..management waktu prioritas yang keluarga. Baru yang lain nyusul. Meski kadang harus nyelip-nyelipin kegiatan seperti nulis di mana aja, yang penting enggak ngorbanin yang lainnya

    BalasHapus
  4. Point yang aku garis bawahi, gak usah terllu mengharapkan kesempurnaan. Ah kadang kita lelah karena target kita yang ketinggian. Maunya semua dikerjain dengan sempurna, ngepel kudu kinclong, anak kudu duduk tenang saat makan dan maen, emak kudu masak enak dan banyak setiap hari. Haha. :p Yauweslah sing penting bisa selonjoran bentar ya gak duso kok. Makasih tulisannya ini mbak. Semangat buat kita semua :)

    BalasHapus
  5. Yes, seorang ibu memang harus bahagia karena bahagia yang dirasakan seorang ibu dapat menular kepada seluruh anggota keluarga sehingga aura positif dapat memancar dari istana kecilnya. Yuk, bahagiakan ibu.

    BalasHapus
  6. bener nih seorang ibu pun juga harus punya me time ya, jadi penting banget itu management waktu untuk ibu hehe. kalo ibu bahagia seisi rumah juga akan bahagia. makasih mbok saya belajar banget ilmu parenting dari simbok. keren tulisannya.

    BalasHapus
  7. Karena jadi emak bukannya nggak bisa berkreatifitas dengan menulis. Iya kan?

    Kadang kita lupa membuat jadwalnya saja. Hehehe

    BalasHapus
  8. Thanks mom Bety for yout inspiration, memang tugas ibu enggak ada habisnya ya, saat kita mampu menatanya dan kreatif dan no perfecto, semua akhirnya bisa dijalani dengan lancar dan tetap waras bahkan produktif. Yihaaaa, semangat deh jadinya, lup you pul simbok ....

    BalasHapus
  9. Hahai, bener, Mbak. Manajemen waktu ini membantuku tetap waras. Iya sih kadang-kadang target harian gak tuntas, tapi minimal setiap hari aku tahu mau ngapain. Lha kerjaan rumah tangga itu ya kerjaan profesional je. Njal kalau yang di rumah berantakan, apa gak ngefek ke seluruh penghuni rumah. Mesti semrawut jiwa raga.

    BalasHapus
  10. Setuju banget dengan penutupnya mbak, Tetaplah Mencintai Dirimu sendiri karena ini pentinga banget. Kalau sampai lengah untuk mencintai diri sendiri, ntar yang ada malah jadi korban ya mbak.

    BalasHapus

Hi there!

Thank you for stopping by and read my stories.
Please share your thoughts and let's stay connected!