Galau Gonta-ganti Pengasuh? Intip Dulu Tips Berikut Ini!





Bagi para working mom, meninggalkan anak-anak di rumah bersama pengasuh terkadang bisa menjadi hal yang dilematis. Ya iyalah, gimana nggak galau Moms? Seharian penuh, anak-anak berada di bawah pengasuhan orang lain. Itu artinya, kita harus benar-benar memastikan bahwa pengasuh itu bisa diandalkan. Ya kan?

Jaman now gitu loh, nggak mudah mempercayai orang lain untuk ngurusin anak. Salah pilih orang, bisa berabe.

Tapi ya Moms, nggak gampang juga loh kita nyari orang yang mau kerja jadi pengasuh. Apalagi di kota gede gitu kan? Di mana ortu banyak yang pergi pagi pulang malem, anak sehariaaan... ama pengasuh. Nah, saking susahnya nyari pengasuh inilah, akhirnya banyak ortu yang akhirnya "asal comot" karena faktor kepepet, nggak ada yang bisa dititipi anak saat harus ditinggal bekerja, mau gimana lagi? Mosok anak mau diangkut ke kantor? Fiuhh.

Saya sendiri pernah berada dalam posisi kepepet seperti itu. Meski berat, mau nggak mau saya pun harus ninggalin si Kakak di rumah seorang diri dengan pengasuh yang baru dikenalnya selama satu minggu. Hasilnya? Anak saya tertekan dan sang pengasuh minta pulang, bahkan sebelum masa kerjanya genap dua minggu.

Pusing? So pasti, dong! Lebih tepatnya saya merasa bersalah sama anak karena tega ninggal dia sama orang yang salah. Hiks... huaaa

But, life must go on, kan? Jadi ya, saya harus nyari lagi pengasuh baru untuknya. Untungnya, pengasuh baru kali ini cukup bersahabat dan bisa tahan sampai dua kali lebaran.  Yeeay!!

Meski hanya bertahan 2 kali lebaran, itu udah cukuuuup banget bikin saya lumayan tenang loh. Soalnya banyak pengasuh lain yang Cuma betah dalam hitungan minggu atau bulan.

Kalau saya pikir-pikir, ternyata nyari ART atau pengasuh yang cucok itu ada triknya loh. Meski ini bukan rumus yang saklek, tapi kayaknya cukup berhasil dalam kasus saya. Mau tahu? Yuk Moms liat ke bawah ini ya!





Pertama, jangan terburu-buru
Segala hal yang dilakukan secara terburu-buru biasanya nggak akan berhasil dengan baik. Karena itu, usahakan kita punya cukup waktu untuk mencari pengasuh yang tepat. Kalau nggak, bisa-bisa kita akan memilih orang yang salah dan akhirnya nggak betah lagi.

Lalu gimana dong, dengan Si Kecil? Well, ini pertanyaan yang nggak mudah, memang. Untuk mengatasinya, cobalah meminta bantuan dari orang tua atau kerabat, atau menitipkannya di Tempat Penitipan Anak (day care) sampai kitaa nemu pengasuh baru yang lebih OK.


Kedua, tentukan kriteria pengasuh
Setiap ortu kayaknya punya preferensi sendiri terkait pengasuh seperti apa yang cocok. Sebaiknya  buatlah daftar kriteria yang kita dan suami inginkan. Hal ini bisa mempermudah proses screening lho. Soalnya dari awal kita udah tahu pengen cari orang yang kayak apa.


Ketiga, jangan asal comot
Hari genee Moms, jangan asal comot deh ambil pengasuh dari mana aja. Saya juga bukan tipe ortu yang asal comot. Saran saya sih, jangan sampai asal nemu orang tanpa memfilter sumbernya ya. Anak kita dipertaruhkan, lho!

Kita bisa coba nyari ke yayasan penyedia ART atau babysitter yang sudah kredibel. Selain itu, minta rekomendasi dari teman, tetangga, ataupun kerabat juga boleh loh. Pokoknya mah, usahakan untuk memiliki info selengkap-lengkapnya tentang asal usul calon pengasuh.


Keempat, perhatikan riwayat hidupnya
Kalau lagi ngewawancarin calon pengasuh, saya suka nanyain latar belakangnya. Kerja di mana aja, apa job desc-nya sampai riwayat kesehatannya. Jangan sampai Si Kecil berisiko tertular penyakit berat dari pengasuhnya. Wawancara? Yup! Penting banget lho, melakukan sesi wawancara ini. Biasanya, kita akan dapet feels yang tepat saat bertemu langsung. Kita kan punya semacam insting untuk menentukan cocok apa nggaknya sama seseorang. So, pergunakan kemampuan itu dengan baik.


Kelima, buat perjanjian tertulis
Kebanyakan orang Indonesia belum terbiasa dengan perjanjian tertulis, padahal ini sangat penting.  Kenapa? Karena jika sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tak diinginkan, bisa diselesaikan dengan jelas. Mau berkelit kek mana juga, kita punya bukti perjanjian yang sah. So, jangan ragu untuk menyodorkan perjanjian yang harus ditandatangani berdua ya.




Keenam, beri waktu untuk transisi
Perubahan, sekecil apapun itu, adalah sesuatu yang nggak mudah bagi anak-anak. Dalam masa ini, sebaiknya kita nggak terburu-buru apalagi memaksa anak untuk segera lengket dengan pengasuh barunya.

Kasih waktu buat anak beradaptasi dengan orang baru dan mengenalnya dengan baik. Jika anak terlihat canggung, segan atau takut, akan lebih baik kita mendampingi dan memberikan penjelasan yang menenangkan, alih-alih memarahinya.

Mommies bisa katakan pada anak bahwa Si Mbak baru akan menemaninya saat kita nggak di rumah. Kalau perlu, kita bisa minta tolong sama keluarga dekat untuk menemaninya selama masa pengenalan ini. Saya sih biasanya dulu suka minta tolong ibu atau mertua. Selain itu, doronglah pengasuh baru untuk menunjukkan kemampuannya menarik simpati anak. Misalnya dengan memberinya kesempatan untuk  menenangkan si kecil saat dia rewel.


Ketujuh, catet ya perkembangan anak secara berkala
Untuk mengantisipasi hal yang nggak diinginkan, jangan lupa mencatat perkembangan anak, baik secara fisik ataupun mental. Abis itu, cek juga setiap hari selepas kita pulang kerja. Hal yang sekiranya penting untuk diperiksa antara lain: apakah ada tanda-tanda fisik yang berbeda atau perubahan emosi pada anak?

Misalnya saja apakah anak tampak ketakutan atau justru lebih hepi? Semua itu bisa dijadikan tolok ukur tentang kinerja si pengasuh baru. Untuk anak yang lebih besar, kita bisa ajak dia ngobrol sembari menyisipkan pertanyaan tentang perasaannya terhadap pengasuh baru. Senangkah? Atau justru terlihat kurang antusias? Jika ada hal yang mencurigakan, segeralah cari tahu penyebabnya. Anak-anak biasanya  masih jujur dan polos. Jadi harusnya sih nggak terlalu susah mengenali kondisi ini.

Sebaik apapun pengasuh, pelukan Mommy dan Daddy adalah hal terpenting bagi anak. Karena itu, selalu sediakan waktu dan kasih sayang yang tulus pada anak supaya mereka nggak kehilangan momen-momen indah bersama ortu, meski kita sibuk bekerja. Pengasuh sejatinya hanya menggantikan sementara bagian kita, selama kita nggak di rumah. Namun, tanggung jawab terbesar tetap ada di pundak kita. Setuju?




Happy Parenting, Mommies!



Posting Komentar

0 Komentar