Yuk Pahami Bahasa Kasih pada Anak! Ini Lho Manfaatnya!

Sejak mendalami dunia parenting dan mengenal lebih jauh soal hubungan antar manusia, saya jadi paham bahwa ternyata untuk berkomunikasi tuh nggak cuma melulu pakai bahasa verbal loh. Jadi, karena setiap manusia itu pada dasarnya adalah makhluk sosial, so kita tuh paling peka dengan yang namanya kasih sayang dan perhatian. Sekeras apapun seseorang terlihat dari luar, sejatinya ia masih punya sisi lembut yang bisa disentuh dengan bahasa kasih. Cieeeee.. uhuui. 


Nah bicara tentang bahasa kasih ini nggak melulu bersifat erotis alias kasih antara lawan jenis ya Moms and Dads. Bahasa kasih ini sangat universal dan dimiliki setiap orang sejak masih piyik sampai udah uzur. Nah, uniknya, masing-masing orang memiliki bahasa kasih yang khas, dan jarang yang sama plek gitu. Semacam karakter dasar yang kita miliki, kan juga beda-beda ya masing-masing individu.. gitu. 


bahasa kasih pada anak



Lalu apa sih manfaat menggunakan bahasa kasih?

Jadii… setiap individu pastinya punya kebutuhan dan keinginan yang akan disampaikan pada orang-orang terdekatnya ya. Nah, dengan memahami bahasa kasih seseorang, kita bisa lebih mudah menyentuh hatinya. Dengan begitu, harapan atau keinginan yang akan kita sampaikan itu akan lebih mudah diterima. Penggunaan bahasa kasih yang kurang tepat, bisa-bisa bikin kita bingung kok ni orang diajak ngobrol nggak ngerti-ngerti ya… gitu lah kira-kira. 


Nah, karena blog ini membahas seputar dunia parenting, makanya saya mau ngajakin Moms and Dads semua untuk memahami bahasa kasih yang dimiliki oleh putra-putri kita tersayang. You know, jadi ortu itu kan nggak mudah ya. Ada aja hal baru yang harus kita pelajari. Makin ke sini kayaknya PR ortu tuh makin banyak. Palagi di era digital ini, ngga bisa deh terlena dikit aja ngikutin perkembangan anak. Bisa-bisa kita ketinggalan jauh sama anak-anak. Kan berabe.. 


Untuk mengenal karakter masing-masing anak, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Antara lain dengan menjalani tes sidik jari, tes kepribadian, mengenal sifat berdasarkan golongan darahnya, atau bisa juga lewat pengenalan akan bahasa kasih yang mereka punya. 


Baca juga : How to Treat Right Brained Child


Lima Bahasa Kasih Manusia

So, balik lagi ke pembahasan soal bahasa kasih tadi, menurut Dr. Gary Chapman dalam bukunya yang berjudul The Five Love Language, manusia punya 5 bahasa kasih yang utama. Yakni :


1.Waktu yang berkualitas/saat-saat berkesan (quality of time)

Anak-anak dengan bahasa kasih yang pertama ini, biasanya sangat menyukai waktu-waktu yang mereka habiskan bersama orang yang mereka sayangi. Dalam hal ini tentu saja kita, orangtuanya, dan keluarga terdekatnya. Jadi, sesibuk apapun kita, upayakan untuk selalu menyediakan waktu bersama. Menyediakan artinya hadir secara penuh, bukan setengah apalagi seperempat bagian diri kita ya Moms


Kita bisa pilih aktivitas apa aja yang bisa dilakukan bersama mereka. Mulai dari sekedar membaca buku bareng, bersepeda, hingga meluangkan waktu jalan-jalan bersama keluar kota, melihat pemandangan yang indah dan mengukir cerita bersama si kecil. Nggak harus jauh-jauh juga sih. Yang penting anak hepi, ortu hepi. Selama melakukan kegiatan ini, kita bisa sekaligus mengajari anak tentang banyak hal. Dan biasanya apa yang kita ajarin di waktu-waktu ini akan lebih mudah nancep di otaknya.  


Kevin kebetulan punya bahasa kasih ini. Nggak heran di tuh suka banget kalau diajak main bareng apalagi kegiatan yang judulnya jalan-jalan. Keluar kota pake nginep? Wuahhh dobel-dobel hepinya hihihi.. dan emang bener lho, selama melakukan kegiatan bareng itu, nggak cuma hepi, dia juga gampang banget dikasih tau, diajarin dan dibentuk. Saya masih inget banget waktu ngetrip ke Bandung, dia masih umur 4,5 tahun. Meski udah sekolah, dia masih susah untuk ditinggal sendiri di dalem kelas. Udah segala macem cara dicoba, nggak mempan juga. Akhirnya pas lagi plesiran itu, sambil lari-larian di hutan pinus, liat kunang-kunang, makan ketan dan main air, si papi kasih tahu ini itu tentang sekolah. Eh bulan depannya pas masuk sekolah lagi, tanpa babibu… dia bilang mau sekolah sendiri, mami ngga boleh nungguin. Huaaa… kujadi terharuuu… segampang itu ternyata bilangin dia. Nggak pake berantem eh, udah mauuu aja. Mommies mungkin boleh coba cara ini ya. 


2.Pujian/kata-kata pendukung (the words of affirmation)

Anak-anak yang bahasa kasihnya adalah kata-kata pendukung artinya mereka emang butuh dipuji secara verbal. Jangan pelit kasih pujian ya Moms, sama anak-anak. Tapi, usahakan juga untuk tetap membumi. Pastikan untuk memuji dirinya, bukan apa yang mereka bisa lakukan atau capai. Kenapa? Karena kalau kita terlalu memuji hasil karya dan pencapaiannya, bisa-bisa mereka jadi besar kepala dan hanya mengejar hasil semata. Wah ini bisa bahaya juga kalau kebawa sampai gede.


Kalau kita memuji diri anak, maka kita sedang membentuknya menjadi pribadi yang berjiwa besar, percaya diri dan memiliki self image yang baik. Tekankan pada anak bahwa kita mencintai diri mereka sepenuhnya, terlepas dari apakah mereka bisa atau tidak melakukan banyak hal. Hargai segala usaha mereka, dan beri penghargaan lebih saat mereka berhasil melakukan sesuatu dengan baik, saya pikir adalah hal yang wajar. 


Anak-anak yang mendapatkan cukup pujian selama masa kecilnya, terbukti tumbuh menjadi pribadi yang hangat dan murah pujian pada orang lain. Dia akan menghargai orang lain, seperti kita menghargai dirinya. Coba perhatikan orang-orang yang nggak pernah puas sama kerjaan orang lain, dan selidiki masa kecilnya. Hampir bisa dipastikan, waktu kecil dia nggak mendapatkan pujian. Nggak punya self image yang bagus dan karenanya dia menilai orang lain juga negatif. Hm, kira-kira ada nggak ya Moms and Dads yang punya pengalaman bareng orang kayak gini?  


3.Pelayanan (acts of service)

Orang-orang dengan bahasa kasih pelayanan, biasanya suka mendapatkan pelayanan dari orang lain. Nah, jika punya anak dengan tipe bahasa kasih ini, Moms and Dads bisa sesekali memberikan pelayanan ekstra kepadanya. Nggak perlu mewah kok, cukup menyediakan susu cokelat hangat dengan toping chocochips lezat, atau memijat tubuhnya selepas bermain seharian. Dijamin, anak akan sangat hepi dan nggak akan bertingkah. Ehehehe…


4.Menerima hadiah (receiving gifts)

Bagi anak-anak dengan tipe bahasa kasih ini, Moms and Dads bisa memberikan hadiah untuk membuat mood-nya melayang. Sekali lagi, ini bukan berarti kita menyogoknya ya. Hadiah atau rewards boleh-boleh saja diberikan pada orang-orang tersayang, asaaal… sesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan dan waktu yang tepat. 


Nah, bahasa kasih yang menonjol dalam diri Kevin selain waktu-waktu berkesan adalah penerimaan hadiah ini Moms. Jadi, kami sering kali menghadiahinya sesuatu sebagai surprise. Nggak selalu mahal sih, kebanyakan justru barang-barang murmer aja gitu. Yang penting dan hepi. Apalagi kalau dikasihnya tanpa dijanjiin dulu, hihihi langsung deh senengnya selangit. Abis itu, kami juga mengajarinya untuk melakukan sesuatu. Misalnya, besok lagi kalau ngerjain PR lebih semangat ya, besok lagi kalau disuruh mandi nggak protes lagi ya.. gitu-gitu deh. Dan biasanya ini juga manjur. Hehe…


Baca juga :  Stimulasi Anak dengan Kecerdasan Visual Spasial


5.Sentuhan fisik (physical touch)

Siapa sih yang enggak mau disentuh-sentuh sayang? Anak-anak pasti sukak! Yes, jangan ragu menyentuh, membelai, mencium atau mengelus anak ya Moms. Sejak bayi, kita semua sangat menyukai sentuhan. Dan mereka-mereka yang kurang sentuhan semasa kecil, biasanya akan tumbuh jadi pribadi yang a little bit arogan. 


Rata-rata, setiap orang punya 2-3 bahasa kasih yang paling menonjol atau dominan. Nah, sebagai ortu, sangat penting buat kita mengenali bahasa kasih yang dimiliki oleh anak-anak nih, Moms. Gunanya untuk memudahkan stimulasi dan mengembangkan potensi serta untuk membantu kita menentukan sikap dan treatment yang tepat untuk masing-masing anak. Lalu gimana caranya kita tahu bahasa kasih anak-anak? Salah satu cara tergampang yaitu ikutkan mereka di tes kepribadian yang biasanya banyak ditemuin di sekitar kita. Browsing aja, atau tanyain deh ke pihak sekolah kali-kali aja mereka punya info seputar lembaga yang punya layanan seperti ini. Saya kebetulan kemarin juga ikut yang dari sekolah. Murmer kok, nggak bakal bikin kantong kita bolong.  

 

Ingat ya Moms, anak-anak selalu merespons bahasa kasih yang kita berikan. Kalau kita memberi stimulasi negatif, ya mereka akan memberikan respons yang negatif pulak. Misalnya, kenapa sih seseanak cowok balita kok suka banget nyubit atau nendang? Kenapa pulak anak ciwi yang manis dan uyelable suka tereak-tereak nggak jelas bahkan suka nyemburin ludah? Hii…. jangan-jangan…. emak bapaknya juga suka gitu? Ini hanya contoh yaaa…. just remember deh, kalau buah jatuh nggak jauh dari pohonnya. Soo… pastiin ya kita kasih contoh yang baik-baik sama mereka. 


Kalau Moms and Dads di rumah, anak-anak punya bahasa kasih apa nih yang menonjol? Cerita dong di kolom komentar. Kita sharing bareng yuk!



Salam,

smartmomhappymom


Posting Komentar

5 Komentar

  1. Sangat bermanfaat kok mbak, percayalah seperti ms Juli sekarang sudah besar-besar saja masih teruuus belajar bahasa kalbu

    BalasHapus
  2. kalo ponakan aku tuh suka banget di kasih hadiah sama sentuhan fisik kaya dipeluk dicium gitu, seneng banget haha. kadang kalo dipuji juga suka tapi gak sering hehe. tapi baru tahu loh kalo ada bahasa kasih untuk anak begini. makasih mbok sharingnya.

    BalasHapus
  3. saya memilih sering ngajak ngobrol anak2, dan masih memakai sentuhan fisik peluk cium utk si kecil. Pelayanan sih selalu, sebisa mungkin sayalah yg mengurus makanan anak-anak dan kebutuhan lainnya

    BalasHapus
  4. Buah jatuh ga jauh dari pohonnya...bener ini. Kadang kalau ada anak yang ajaib gitu, langsung kepikir, ini di rumah lihat siapa ya mereka, orang tua, saudara yang tinggal di sana atau dari lingkungan. Mereka pasti pernah melihat contoh yang enggak benar.
    Dan memang bahasa kasih ini kelihatan sederhana tapi kalau diteladankan dan ditanamkan sejak dini akan terbawa hingga dewasa nanti.

    BalasHapus
  5. Hmmmm begitu ya. Ternyata penting ya bisa mengenali bahasa kasih anak kita. Aku jadi mulai membayangkan, apa yaa bahasa kasih anak sulung, tengah dan bontot?

    BalasHapus

Hi there!

Thank you for stopping by and read my stories.
Please share your thoughts and let's stay connected!